Anda ingin memiliki laptop dengan tampilan ala Mac OS sambil menikmati linux namun enggan menghapus OS Windows yang sudah ada? Maka salah satu solusinya menggunakan Elementary OS.
Sebenarnya OS ini bukanlah OS baru. Tahun lalu saya sempat mencobanya namun dikarenakan adanya kendala di kinerja dari Windows 10 yang masih menjadi OS utama (saya menggunakannya secara dual boot) maka Elementary OS nya saya hapus.
Setelah setahun berlalu saya akhirnya kembali menginstall Elementary OS secara dual boot namun kali ini setiap step nya saya perhatikan betul-betul. Jika tahun lalu saya hanya asal install maka saat ini tidak karena saya juga ingin mulai membiasakan diri menggunakan Linux. Berikut adalah impresi saya terhadap OS ini.
1. Desktop
![]() |
Tampilan Desktop Elementary OS |
Tampilan desktop dari Elementary OS saya katakan sangat minimalis dan ini positif. Hanya ada status bar di atas dan App Dock di bawah. Tidak ada yang namanya desktop icon dan hal ini tentu akan menbuat tampilan desktop terlihat rapi. Satu hal yang pasti adalah tampilannya bisa dibilang mirip dengan Mac OS. Karena saya belum pernah menyentuk Mac Book maka saya belum berani mengatakan ini 100% sama. Namun menurut beberapa review baik itu di situs teknologi maupun di Youtube, semua mengatakan mirip.
2. Software
Untuk membuat OS ini bisa digunakan oleh semua orang, sudah tersedia App Center yang dapat kita gunakan untuk mendownload aplikasi yang kita perlukan. Sebagai Distro Linux yang berbasis Ubuntu, jika kita menemukan software yang ada di App Center masih belum up-to-date, kita bisa mendownload secara manual dari luar file berekstensi .deb. Namun pada Elementary OS versi terbaru, untuk menginstallnya kita harus menggunakan command di Terminal.
![]() |
App Center Elementary OS |
Bicara soal software, bagi yang sudah terbiasa menggunakan Linux dan bahkan sudah menjadikan Linux sebagai OS utama tentu tidak akan memiliki masalah. Namun bagi yang baru mencoba tentu akan terdapat masalah besar karena aplikasi-aplikasi yang biasa dipakai di Windows tidak semua bisa kita temukan di Linux. Untuk aplikasi seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, Telegram, Mozilla Thunderbird, dan VLC masih bisa kita temukan di Elementary OS ini. Tapi aplikasi seperti Microsoft Office, Corel Draw, dan Adobe Photoshop tidak akan kita temukan. Sebenarnya sudah lama disediakan aplikasi yang memiliki fungsi sama seperti Libre Office, GIMP, dan Inkscape namun tentu akan perlu adaptasi dan jika ingin mengedit file yang sebelumnya dibuat di Windows akan terkendala di kompabilitas file tersebut.
3. Kesimpulan
Selama 4 hari menggunakan Elementary OS, ada beberapa hal yang bisa saya simpulan, yaitu:
- Tampilan dari OS ini sangat enak dilihat dan juga performanya terasa smooth di laptop Asus X453MA saya.
- Bila dibandingkan dengan Endless OS ( sebelumnya saya sempat menggunakan Endless OS), Elementary OS masih lebih fleksibel di sisi variasi software yang bisa kita install berkat dukungan file .deb. Untuk Endless OS hanya bisa menginstall software diluar App Center melalui flatpak.
- Kekurangan Elementary OS dibandingkan dengan Endless OS adalah tidak ada varian yang sudah menyediakan aplikasi-aplikasi secara pre-load. Hal ini akan menyulitkan pengguna yang kesulitan mendapatkan akses internet.
- Terdapat bug di mana terkadang headphone saya tidak mengeluarkan suara walaupun sudah direstart ulang.
- Untuk penginstallan secara dual boot dengan Windows, perlu dilakukan sedikit perubahan di registry Windows supaya jam di Elementary OS dan Windows bisa sama (jika tidak disesuaikan akan ada selisih 7 jam dikarenakan perbedaan metode waktu)
Nyobain Elementary OS
Reviewed by Muhammad Reyhan
on
September 25, 2017
Rating:

siao min, makssih banyak sudah shaew
ReplyDeletesolder uap